Pasaman Barat | AndoraNews : Tuanku Jailani Alidinsyah Pucuk Adat Pasaman merupakan salah seorang tokoh adat dan pengusaha berdarah minang yang sukses di perantauan.
Memiliki segudang pengalaman dan mampu berinovasi dalam pekerjaan, membuat Lulusan Magister Akuntansi Universitas Tanjungpura Pontianak Kalbar tersebut sukses sebagai pengusaha kontraktor perkebunan di pulau Kalimantan.
Belasan tahun di perantauan, pria yang dinobatkan sebagai Rajo (Raja) Pasaman itu akhirnya pulang ke kampung halaman dan ingin berbuat untuk masyarakat.
Tuanku Jailani Alidinsyah menyampaikan niat untuk maju sebagai calon Bupati Pasaman Barat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 nanti.
Ia memiliki berbagai visi dan misi yang jelas untuk pembangunan dan peningkatan ekonomi masyarakat yang lebih baik kedepan.
“Insyaallah, kita maju, demi membangun Bumi Tuah Basamo yang lebih baik dan berbuat untuk anak cucu kemenakan,” ungkapnya kepada wartawan, Jum’at, 10 November 2023.
Jailani Alidinsyah menambahkan, Kabupaten Pasaman Barat memiliki potensi dan sumber daya alam yang melimpah dan belum termanfaatkan dengan baik.
Di bidang perkebunan, Pasaman Barat merupakan Daerah penghasil minyak kelapa sawit dan penghasil CPO terbesar di Provinsi Sumatera Barat.
Pendapatan dan ekonomi masyarakat juga sangat bergantung kepada hasil dari kebun sawit tersebut. Olehnya Kabupaten Pasaman Barat juga di juluki dengan Negeri Petro Dollar.
“Seharusnya, nasib para petani sawit ini menjadi perhatian serius dan harus di perhatikan pemerintah daerah. Pemda harus memfasilitasi dan membantu petani untuk meningkatkan hasil kebun,” ungkapnya.
Ia menambahkan, menurut pengalamannya, turunnya hasil kebun masyarakat biasanya dipengaruhi oleh minimnya perawatan seperti membersihkan lahan hingga pemupukan.
Selain itu, susahnya akses jalan ke kebun juga menjadi kendala bagi masyarakat untuk melakukan perawatan.
“Pembangunan jalan produksi perkebunan adalah salah satu solusi untuk meningkatkan hasil perkebunan. Dengan akses jalan yang lancar, maka distribusi pupuk akan menjadi lancar dan cost untuk membawa hasil kebun tersebut juga akan lebih sedikit sehingga menguntungkan masyarakat,” ungkapnya.
Menurut Jailani Alidinsyah, jika pembangunan jalan produksi perkebunan tersebut terlaksana, hasil sawit masyarakat juga akan lebih meningkat hingga 50 persen.
Setiap jalan produksi diperuntukkan untuk lahan seluas 20 hektar. Pemerintah daerah bisa membangun ribuan kilometer jalan pekebun pertahun, dengan anggaran tidak lebih dari 50 miliar rupiah.
“Jika saya terpilih nanti, akan saya bangun jalan produksi perkebunan ini. Ribuan kilometer jalan bisa kita bangun. Caranya, pemerintah hanya menganggarkan dana untuk membeli lima unit excavator, dua Dozer, gaji operator dan BBM. Itu tidak sampai 50 Miliar,” jelasnya.
Tambahnya, satu unit alat berat mampu membangun jalan rata-rata sekitar 500 meter perhari. Alat tersebut diperkirakan akan menghabiskan BBM dan gaji operator sebesar satu juta rupiah setiap kali bekerja.
“Jika kita mampu membangun 2 sampai 4 kilometer perhari, maka kita bisa membangun seribu kilometer jalan produksi pertahun, itu akan sangat membantu dan menguntungkan masyarakat,” katanya.
Ia menambahkan, Alat berat tersebut nantinya juga bisa diperbantukan bagi masyarakat yang membutuhkan usaha seperti pembuatan kolam ikan, tapak rumah penduduk dan cetak sawah.
Kegiatan tersebut nantinya diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata dan menyeluruh, serta lahan yang kurang produktif juga bisa menghasilkan secara maksimal.
Selain itu, Alat berat tersebut nantinya juga akan dikerahkan membuat jalan lingkar dari Talu kecamatan Talamau menuju Paraman Ampalu kecamatan Gunung Tuleh.
Jalan lingkar tersebut dilanjutkan dari Paraman Ampalu tembus ke Silaping, Kecamatan Ranah Batahan. Dan diteruskan lagi dari Silaping sampai ke Air Bangis, Air Bangis ke Sasak sebaga jalan pantai barat.
“Jika jalan ini terbangun, maka salah satu tujuan pemekaran Kabupaten Pasaman Barat juga akan tercapai, yang tentunya akan mempermudah akses masyarakat untuk peningkatan ekonomi,” pungkasnya mengakhiri.