Pasaman Barat | AndoraNews : Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Muhammadiyah Tamiang Ujung Gading, Kecamatan Lembah Melintang, Pasaman Barat, mulai Selasa (23/1) melaksanakan warckshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di madrasah itu.
“Dalam rangka menambah wawasan, pengalaman dan berbagi pemahaman terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka. Ponpes (Pondok Pesantren) Mu’allimim Muhammadiyah Tamiang Ujung Gading”, kata Pimpinan Ponpes (Pondok Pesantren) Mu’allimim Muhammadiyah Tamiang Ujung Gading, Ahmad Mulis, di lembaga pendidikan itu, Rabu (24/1).
Workshop yang akan berlangsung sampai hari Kamis, 25 Januari 2024 diikuti 50 orang guru pada dua satuan pendidikan, yaitu tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Sebagai narasumber pada kegiatan itu, Dr. Hj. Agusrida. M.Pd dari Balai Diklat Keagamaan (BDK) Padang.
Workshop selama tiga hari itu, dibuka Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, diwakili Pengawas Madrasah, Mustafa. sekaligus pemateri pada workshop yang diikuti guru dan tenaga non kependidikan di madrasah itu.
Pimpinan Ponpes Mu’allimim Muhammadiyah Tamiang Ujung Gading, Ahmad Mulis, menjelaskan, IKM, merupakan kurikulum yang terkenal sebagai pembelajaran yang memiliki kurikulum beragam, dengan lebih mengoptimalkan materi atau konten antara guru sebagai fasilitator dengan peserta didik.
Sekolah dan lembaga pendidikan pelaksana, ulas Ervina, memiliki tugas membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, sekolah akan diminta untuk mendukung sumber daya yang tersedia. Salah satunya adalah menawarkan berbagai kursus pelatihan untuk guru.
Selama IKM dijadikan sebagai acuan untuk melaksanakan proses pembelajaran, setiap guru harus memiliki keleluasaan untuk memilih dari berbagai perangkat pendidikan. Dengan demikian, proses pembelajaran di kelas dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa.
Kepala Kantor, diwakili Pengawas Madrasah, Mustafa, menyampaikan, kurikulum ini menjadi pilihan bagi seluruh satuan pendidikan yang merupakan satuan pendidikan dalam proses akuisisi data yang bersedia menerapkan kurikulum pembelajaran mandiri.
Melalui kegiatan ini, ulas Mustafa, harus sinergitas dan komitmen bersama antar sesama pendidik, tenaga non kependidikan bersama orangtua siswa. Sehingga IKM bisa dilaksanakan dengan baik dan maksimal antara guru bersama para siswa di kelas masing-masing. (gmz)